Sejarah Pondok Pesantren Ittihadul Asna
SEJARAH PONDOK PESANTREN
ITTIHADUL ASNA
Disusun guna memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester
Dosen Pengampu: Khoirul Anwar, M.Ag.
Disusun Oleh :
Nama : Narda Ayu Lisatya Dewi
NIM : 33010190123
KELAS : HKI / D
PROGAM JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
SEJARAH PONDOK PESANTREN ITTIHADUL ASNA
Sekitar tahun 1960 di dusun klumpit Salatiga ada sebuah mushola panggung sekaligus ada kamar-kamar para santri mengaji. Orang – orang di sekitar pondok tidak ada yang tahu persis mengenai nama pondok pesantren tersebut oleh karena di depan pondok tidak ada nama pengenal identitas pondok. Warga masyarakat setempat memanggilnya “ pondok ijo”.
Tempat itu menjadi sentral mengaji bagi masyarakat Klumpit juga sekitarnya seperti dusun Dayaan, Ngaglik, Ledok, Macanan, Kalilondo, Kalibening, Jurang gunting, Krasak, Tegalrejo, Karang, Ujung-ujung.
Tempat itu juga menjadi tempat Bai’at dan Tarbiyah Toriqoh Qodriyah Wanaqsabandiyah, tempat itu diasuh oleh KH afandi beliau orang yang ahli tirakat, sabar, wira’i beliau juga ahli ilmu hikmah menjadi rujukan orang-orang yang sakit atau ada masalah ghoib, bahkan beliau pernah menangkap tuyul yang meresahkan masyarakat. Pada tahun 1980 beliau di panggil Allah beliau meninggalkan 7 putra. Sebagian besar mondok dan sudah berkeluarga dan berdakwah di tempat mukim masing-masing, hingga sebelum wafat beliau berwasiat agar cucunya bernama Kyai Muhammad roikhudin untuk meneruskan mengelola pondok pesantren.
Dan mulai 1980 menjadi pesantren mauquf tapi tapi majelis jama’ah toriqoh tetap berjalan di teruskan putra-putra beliau. Yang cucunya itu adalah KH Muhamad roikhudin, cucu dari anak pertama KH Afandi . waktu beliau meninggal cucunya masih berusia 7 tahun, mungkin karena doa beliau Kyai Muhamad roikhudin menempuh jalan mondok habis lulus di Mts N Salatiga. Pertama mondok di Ponpes Al Ittihad Poncol Beringin kemudian pindah ke Ponpes Mahir Arriyadl Ringin Agung Pare. selama nyantri Kyai Roikhudin setiap ruwah liburan pesantren dan menggunakan waktunya untuk mengajak mengaji remaja sekaligus tidur di mushola itu berlangsung lama selama Kyai Muhamad roikhudin mondok. Sehingga remaja-remaja tetap tidur di mushola walaupun beliau pergi ke pesantren.
Pada tahun 2002 Kyai Muhamad roikhudin pulang dari pesantren untuk muqim. Tak lama di beri tahu tentang wasiat dari kakeknya untuk meneruskan pondok pesantren. Maka dengan itu untuk lebih yakin Kyai Muhammad roikhudin sowan ke rumah kyai sepuh tentang baik wasiat meneruskan pesantren. Dan jawaban para kyai-kyai sepuh yaitu baik sekali tempat itu didirikan pesantren. Dengan bekal sejarah, wasiat dan perkataan para kiayi sepuh Kyai Muhammad Roikhudin mulai merintis pesantren dibantu remaja-remaja klumpit lama kelamaan dari luar daerah banyak santri yang datang sambil sekolah .
Hingga perlu tempat baru awalnya membangun 3 lantai , mushola lantai 1 ,untuk majelis ta’lim lantai 2 untuk asrama putri lantai 3. Sementara santri putra menempati gubug-gubug sebelah barat mushola. Sejalan perkembangan jumlah santri, bersama masyarakat dan jamaah-jamaah membeli tanah selatan mushola dan didirikan asrama putra dan majelis ta’lim . Dan membangun lagi 3 lantai untuk asrama putra dan majelis ta’lim .
Hingga kini santri berjumlah kurang lebih seratus anak putra putri dari usia SD, SMP ,SMA, dan Peruguran tinggi dari berbagai daerah Dusun Dayaan, Ngaglik, Ledok, Macanan, Kalilondo, Kalibening, Jurang gunting.
Sejarah diberi nama Ittihadul Asna sebab pengasuh mengharap berkah dari 2 pesantren yang pernah dipondok yaitu Al-Ittihad (Poncol ) dam Asna (Pare). Pondok Pesantren Ittihadul Asna berbasis salaf mengajarkan kitab kuning meliputi ilmu tauhid, tafsir, muammalah akhlak, tasawuf . Sistem madrasah habis maghrib dan isyak dengan ustadz dan ustadzah semua alumni pesantren. Kegiatan pondok yang lain seperti kegiatan roan bersih-bersih pondok semua putra putri setiap hari minggu, kemudian setiap malam sabtu ada kegiatan khitobah, kegiatan ini di laksanakan untuk mengasah kemampuan santri dalam bidang tahlil, qiroah, ceramah, sholawat nabi, dengan tujuan agar keluar dari pondok agar siap untuk terjun di masyarakat.
Ada juga kegiatan khataman qur’an setiap malam selasa kliwon dan jum’at kliwon dan one day one juz setiap harinya. Setiap hari malam jum’at ada sholawatan kubro, dan sholawatan simtuduror dilaksanakan setiap hari jum’at legi. Para santri tidak berkegiatan di lingkup pondok pesantren saja tetapi diajarkan berbaur dengan masyarakat melalui kegiatan remaja masjid yang dilaksanakan setiap malam jum’at.
Tradisi yang masih kental di Pondok Pesantren Ittihadul Asna adalah tradisi nyadran, yang biasanya di lakukan sebelum menjelang ramadhan, dan disini para santri juga ikut serta melestarikan tradisi ini, biasanya dengan melakukan pembersihan makam yang ada di desa klumpit yaitu makam KH Afandi, beliau adalah pendiri pondok pesantren ittihadul asna. Rangkaian acara tradisi ini biasanya dengan melakukan pembersihan makam, setelah membersihkan makam, kemudian di lakukan pembacaan doa, dzikir, tahlil dan kemudian di tutup dengan makan bersama masyarakat desa klumpit. Acara makan bersama di sekitar pemakaman tersebut adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan.
Pondok pesantren Ittihadul Asna mempunyai keunikan bila dibandingkan dengan pondok pesantren lainnya. Bila di pondok lain harus mengeluarkan biaya, akan tetapi di sini kyai nya yang mengeluarkan biaya untuk santrinya. Hanya sebagian kecil santriwan santriwati yang membayar biaya bulanan di pondok Ittihadul Asna.
Komentar
Posting Komentar